Lost touch with my soul
I had no where to turn
I had no where to go
Lost sight of my dream,
Thought it would be the end of me
I thought I’d never make it through
I had no hope to hold on to,
I thought I would break
Reff:
I didn’t know my own strength
And I crashed down, and I tumbled
But I did not crumble
I got through all the pain
I didn’t know my own strength
Survived my darkest hour
My faith kept me alive
I picked myself back up
Hold my head up high
I was not built to break
I didn’t know my own strength
Found hope in my heart,
I found the light to life
My way out of the dark
Found all that I need
Here inside of me
I thought I’d never find my way
I thought I’d never lift that weight
I thought I would break
Bridge:
There were so many times I
Wondered how I’d get through the night I
Thought took all I could take
Begitu lirik merdu yang Whitney Houston yang dipersembahkan di album terbarunya bertajuk I Look To You. Lagu yang mengisahkan ketika dia benar-benar jatuh dan terpuruk, dia sama sekali tak menemukan dimana kekauatannya berada. Sedikit bercerita, Whitney adalah penyanyi dengan suara paling merdu nomor tiga di dunia setelah Mariah Carey dan vokalis Queen, Freedy Mercury. Dia pernah terjebak dalam dunia narkoba dan mengalami perusakan pita suara. Di album terbarunya [entah album terakhir apa tidak] dia tidak bias kembali mengulang suara-suara tingginya yang dulu ia pernah keluarkan di setiap pementasannya. Sekalipun dia sudah tidak bisa seperti dulu, tapi tetap, dunia tetap menobatkannya sebagai artis sepanjang masa.
Kembali dalam bahasan awal, lirik lagu yang diciptakan oleh Diane Waren dan diproduseri oleh David Foster menceritakan keterpurukkannya. Dalam setiap bait lirik lagu yang dinyanyikannya membuat saya berpikir satu hal: hidup ini ada dan memang tidak ada yang mulus. Keterpurukkan ada dan harus kita resapi tapi tetap harus kita pikirkan apa yang akan kita lakukan dikemudian hari.
Mengalami keterpurukkan bukan sesuatu hal yang mudah dan santai seperti mengerjakan PR Bahasa Indonesia. Keterpurukkan adalah sesuatu yang kita rasakan ketika kita sudah merasa berada di titik terendah dalam sebuah hubungan masalah yang begitu rumit dan membutuhkan pemikiran yang luar biasa dalam memecahkan masalah tersebut. Tuhan menunjukkan banyak jalan, tapi tersulit dari semua jalan yang ditunjukkan Tuhan adalah jalan yang dimana kita bisa merasakan bahwa jalan itu jalan yang tepat. Jalan yang tidak perlu dibandingkan dengan jalan yang lain. Jalan yang mengajari kita untuk tetap stabil di jalan tersebut. Jalan yang benar-benar akan mengantarkan kita keluar dari keterpurukkan tersebut. Orang yang terpuruk berarti orang tersebut benar-benar membutuhkan pertolongan. Tapi, ada pula orang yang berada dalam titik keterpurukkan masih menyembunyikan hal tersebut dengan rapi tanpa ada kecurigaan dari individu lain. Tapi tetap, keterpurukkan suatu hari akan terungkap dengan caranya sendiri.
Kembali menelisik bahwa manusia adalah makhluk sosial. Satu orang akan membutuhkan bantuan kelompoknya. Itu adalah ketentuan alam yang tak bisa terpisahkan. Manusia tetap membutuhkan manusia satunya. Lantas? Apa guna untuk mempunyai rahasia [privacy]? Manusia memang manusia sosial. Makhluk yang membutuhkan makhluk lain dengan caranya sendiri. Tapi tetap, sesosial apapun manusia, manusia tetap manusia yang mempunyai ketidakstabilan emosi, mempunyai hawa nafsu, dan mempunyai watak alaminya sendiri. Guna kita mempunyai rahasia [privacy] adalah untuk berjaga agar kita tetap aman dengan diri kita. Jangan sampai kita mengalami senjata makan tuan. Memang, kita harus percaya terhadap satu anak agar kita bisa mempunyai solusi dan pemikiran lain akan masalah kita, tapi tetap, tidak semua masalah harus kita ceritakan. Karena pada dasarnya masalah ada untuk diselesaikan, bukan untuk diceritakan.
Oleh karena itu, manusia mempunyai kapasitas berpikir yang bagus sebenarnya. Manusia mempunyai otak untuk berpikir lebih baik daripada makhluk Tuhan yang lain. Dan sekali lagi, masalah diciptakan untuk dipikirkan dan diselesaikan, bukan untuk diceritakan.
Lirik lagu Whitney diatas, banyak menginspirasi saya untuk tetap tegar dalam menanggapi masalah. Tuhan tidak akan buta untuk menyaksikan ciptaan-Nya tak bisa bernafas karena masalah. Karena Tuhan selalu menciptakan jalan keluar untuk setiap bidang masalah. Yang paling membuat saya tersentuh adalah di bagian lirik ini: And I crashed down, and I tumbled. But I did not crumble… yang berartikan: Dan aku jatuh, dan aku terguling lepas, tapi aku tak hancur… Mengapa? Begini, ketika kita mempunyai masalah, kita selalu berpikir bahwa dunia kita sudah hancur. Kita tak bisa berpikir apapun yang menjadikan kita segar kembali. Kita terkekang, kita tertekan, dan kita terpenjara akan suatu masalah. Untuk bernafas pun, sekana-akan kita tak bisa. Padahal, disaat kita jatuh, disaat kita terjun bebas atas dasar masalah, kita belum hancur. Kita masih mempunyai sisa-sisa energi yang bisa kita gunakan untuk bernafas dan berpikir. Otak bisa bisa bekerja dengan bagus. Kita masih mempunyai air mata sebagai penghilang rasa lelah kita. Kita mempunyai berjuta semangat yang sebenarnya kita bisa gunakan untuk menyelesaikan masalah. Dan masih banyak hal lain yang bisa membuat kita berguna. Oleh karena itu, ketika kita benar-benar terpuruk, jangan pernah kita berpikir bahwa kita hancur. Karena kita sebenarnya tidak hancur. Tetap berpikirlah untuk melaju keatas dan percaya bahwa semua akan baik-baik saja.
Setelah membaca artikel ini, semoga kita bisa lebih bijak menanggapi masalah. Kita bisa lebih berpikir untuk bangkit dan tidak meratapi keterpurukkan. Hidup ini indah dengan cara kita melangkah. Jadi, tetaplah melangkah… :)
Nb. Thx for Whiteny Houston, Diane Waren, and David Foster for this amazing song. You make me realize that life aint flat and need strong touch :)
0 komentar:
Posting Komentar