Tentang Ia
Diposting oleh
Awan
Kebencian itu terus terbayang
Mengingkari sebuah jati diri yang selalu jadi misteri
Entah apa yang pernah aku katakana padamu
Yang aku tahu- yang aku paham, hatiku tak pernah seindah ini
Yang aku tahu- yang aku paham, jiwaku tak pernah segoncang ini
24 purnama kujalani bersama bulan dan bintang sendiri tanpa tepi
Seperti terisolasi dan seperti tertutup-tutupi dalam ruang tanpa ventilasi
Tak pernah sekali-kali aku hujamkan kebencianku itu padamu
Kenapa? Karena kau malaikatku yang ku tunggu
Kenapa? Karena hatiku luluh atas senyummu
Meski semuanya mengenal spasi
Meski semuanya mempunyai sepi
Meski semuanya mempunyai tepi
Tapi jantung dan jiwaku tak pernah lari terus mengendap meskipun lirih
Menerusup dan berjanji akan mencuri jiwa lara ini
‘Tak perlu bimbang, kau layak dapatkan.’ujar sang merpati padaku waktu pagi itu ia mengetuk jendelaku
membolalah keputusanku. Memanjanglah akalku serta mengendurlah ketakutanku. Semuanya akan berhasil, pikirku saat itu.
Cintaku tak kenal lelah
Cintaku tak kenal amarah
Cintaku tak kenal pasrah
Cintaku tak kenal musibah
Semuanya tak akan berakhir meski telah berakhir
Karena pernahkah kau pikirkan bahwa akhiran adalah awalan yang nyata?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar