Bait-bait naskah Sumpah Pemuda yang dulu sangat dihormati karena menjadi pelopor dan tanda bagi pemuda Indonesia karena menjadi semangat sendiri baginya, dewasa ini mulai jarang diperhatikan. Atau bahkan mulai untuk dilupakan. Bila anda tidak percaya, coba jawab pertanyaan saya. Pernah melihat upacara di salah sebuah sekolah yang memperingati Hari Sumpah Pemuda? Kalau iya, berapa banyak sekolah yang memperingati hari jadi pemuda bangsa Indonesia yang rela mati untuk kemerdekaan bangsanya padahal mereka adalah pemuda-pemudi penerus perjuangan bangsa?
Dewasa ini jarang sekali melihat pemuda-pemudi Indonesia yang begitu antusias untuk menyambut hari bersejarah bagi mereka itu. Bagi mereka, segala macam hal yang berbau kemerdekaan atau perjuangan, bagaikan kuman yang menempel di tangan. Harus segera dibersihkan dengan sabun. Pasti, bagi mereka yang telah menempuh bagaimana rasanya berjuang dan berbakti untuk negeri, sangatlah kecewa. Tapi tunggu, sangatlah tidak etis bila kita langsung menghardik mereka sebagai sesuatu yang harus di benci. Karena apa, karena ada asap pasti ada api. Dan api tersebutlah yang harus kita teliti denga baik dan seksama agar kita bisa tahu menahu, apa yang sebenarnya terjadi terhadap para pemuda-pemudi Indonesia ini.
INDONESIA SEBAGAI NEGARA BERKEMBANG
Sejak dulu, Indonesia adalah Negara yang berkembang. Entah apa sebabnya, sejak jaman ibu saya masih kelas 1 SD sampai kelas sekarang, Indonesia masih memperoleh predikat bahwa Indonesia adalah negara berkembang. Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global (1). Dan secara otomatis, Negara berkembang adalah Negara dimana segala sesuatu yang merupakan hasil dari dunia, enath itu dunia dalam maupun dunia luar, bisa masuk dan keluar dengan bebas. Meskipun, para petinggi Negara mengatakan bahwa mereka selalu menyaring apa-apa yang masuk kedalam Negara berlambang burung garuda ini.
Dan alhasil, banyak sekali barang-barang yang bermunculan. Bisa di bilang, dari cara memotong kuku, sampai memotong wortel pun ada alatnya. Sehingga segala sesuatunya menjadi lebih mudah dan praktis. Bila hal-hal tersebut masuk dan bisa membantu Indonesia dengan baik, dalam artian kata berguna bagi Indonesia, tidak ada masalah. Tapi, bila merusak, hal tersebutlah yang menjadi momok bagi Indonesia.
Contohnya adalah gaya hidup yang berlebihan. Segala apa-apa yang dibutuhkan oleh hidup semuanya lengkap. Dan apa hasil akhirnya, pemuda-pemudi saat ini mejadi generasi yang pemalas. Jarang belajardan sering sekali mengandalkan. Dan tak mau diandalkan.
Selain itu, moderenitas telah merajai pemuda-pemudi saat ini. Sehingga, segala macam asesoris hidup mewah terjabar sudah. Tingkah laku, sudah jarang mencerminkan kebangsaan Indonesia. Dan alhasil; pemerkosaan, narkoba, minuman keras, tawuran antar pelajar sangatlah dekat dengan dunia remaja. Kita bisa ambil contoh sekitar tiga tahun lalu. Ketika lagu India sedang melejit di Indonesia. Mereka, para pemuda-pemudi Indonesia berlomba-lomba untuk menyanyikannya padahal jarang dari mereka yang mengerti apa maksud dan arti lagu tersebut. Dan bisa kita lihat pula, ketika musik barat merajai pasar musik Indonesia, atau bahkan film-film luar Indonesia yang mengumbar aurat dan bercerita tentang kebebasan kepada anak muda, hal tersebutlah yang menjadi inspirator mereka dalam berpenampilan. Dan alhasil, bisa tampak sekarang, betapa jatuhnya martabat bangsa hanya gara-gara pemuda-pemudi Indonesia.
KETIDAKSTABILAN BERPIKIR
Bukan hanya status Negara Indonesia yang berkembang,tapi pula cara pikir pemuda-pemudi Indonesia. mengapa saya mengeluarkan tulisan ini? Karena masih banyak pula pemuda-pemudi Indonesia yang masih mau berjuang untuk mengaharumkan Negara Indonesia melalui keahlian mereka.
Bisa kita intip, dalam bidang hiburan, Agnes Monica maju dan mempromosikan Indonesia dalam kancah Asia. Dan baru-baru ini memenangkan suatu kompetisi menyanyi di Seoul, Korea sebagai Artis Asia Terbaik dan juga sebagai Penampilan Terbaik. Ada juga dari dunia pendidikan, Ranu Firman Wahtudi, pemuda dari Jawa Timur yang mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia setelah memenangkan Kompetisi Peneliti Muda tentang Fisika di Ukraina, Eropa. Dari dunia olahraga, Maria Kristin tampil dan mendapat medali perunggu dalam kancah kompetisi bulu tangkisnya tahun 2008 dan masih banyak lagi.
Sekarang, bila kita telaah dengan baik, tentu sebab dasarnya adalah cara berpikir dan cara pandang. Serta merta peran orangtua. Oleh karena itu, sangat disayangkan bila orangtua dan para petinggi Negara tidak mau bertindak lebih tentang masalah ini. Karena kita semua tahu, bahwa penerus perjuangan bangsa kita adalah pemuda-pemudi saat ini. Dan apabila mereka terpuruk dengan kesalahan terus menerus, siapa yang akan melanjutkan perjuangan pendahulu kita?
Selamat Hari Sumpah Pemuda.
Dewasa ini jarang sekali melihat pemuda-pemudi Indonesia yang begitu antusias untuk menyambut hari bersejarah bagi mereka itu. Bagi mereka, segala macam hal yang berbau kemerdekaan atau perjuangan, bagaikan kuman yang menempel di tangan. Harus segera dibersihkan dengan sabun. Pasti, bagi mereka yang telah menempuh bagaimana rasanya berjuang dan berbakti untuk negeri, sangatlah kecewa. Tapi tunggu, sangatlah tidak etis bila kita langsung menghardik mereka sebagai sesuatu yang harus di benci. Karena apa, karena ada asap pasti ada api. Dan api tersebutlah yang harus kita teliti denga baik dan seksama agar kita bisa tahu menahu, apa yang sebenarnya terjadi terhadap para pemuda-pemudi Indonesia ini.
INDONESIA SEBAGAI NEGARA BERKEMBANG
Sejak dulu, Indonesia adalah Negara yang berkembang. Entah apa sebabnya, sejak jaman ibu saya masih kelas 1 SD sampai kelas sekarang, Indonesia masih memperoleh predikat bahwa Indonesia adalah negara berkembang. Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global (1). Dan secara otomatis, Negara berkembang adalah Negara dimana segala sesuatu yang merupakan hasil dari dunia, enath itu dunia dalam maupun dunia luar, bisa masuk dan keluar dengan bebas. Meskipun, para petinggi Negara mengatakan bahwa mereka selalu menyaring apa-apa yang masuk kedalam Negara berlambang burung garuda ini.
Dan alhasil, banyak sekali barang-barang yang bermunculan. Bisa di bilang, dari cara memotong kuku, sampai memotong wortel pun ada alatnya. Sehingga segala sesuatunya menjadi lebih mudah dan praktis. Bila hal-hal tersebut masuk dan bisa membantu Indonesia dengan baik, dalam artian kata berguna bagi Indonesia, tidak ada masalah. Tapi, bila merusak, hal tersebutlah yang menjadi momok bagi Indonesia.
Contohnya adalah gaya hidup yang berlebihan. Segala apa-apa yang dibutuhkan oleh hidup semuanya lengkap. Dan apa hasil akhirnya, pemuda-pemudi saat ini mejadi generasi yang pemalas. Jarang belajardan sering sekali mengandalkan. Dan tak mau diandalkan.
Selain itu, moderenitas telah merajai pemuda-pemudi saat ini. Sehingga, segala macam asesoris hidup mewah terjabar sudah. Tingkah laku, sudah jarang mencerminkan kebangsaan Indonesia. Dan alhasil; pemerkosaan, narkoba, minuman keras, tawuran antar pelajar sangatlah dekat dengan dunia remaja. Kita bisa ambil contoh sekitar tiga tahun lalu. Ketika lagu India sedang melejit di Indonesia. Mereka, para pemuda-pemudi Indonesia berlomba-lomba untuk menyanyikannya padahal jarang dari mereka yang mengerti apa maksud dan arti lagu tersebut. Dan bisa kita lihat pula, ketika musik barat merajai pasar musik Indonesia, atau bahkan film-film luar Indonesia yang mengumbar aurat dan bercerita tentang kebebasan kepada anak muda, hal tersebutlah yang menjadi inspirator mereka dalam berpenampilan. Dan alhasil, bisa tampak sekarang, betapa jatuhnya martabat bangsa hanya gara-gara pemuda-pemudi Indonesia.
KETIDAKSTABILAN BERPIKIR
Bukan hanya status Negara Indonesia yang berkembang,tapi pula cara pikir pemuda-pemudi Indonesia. mengapa saya mengeluarkan tulisan ini? Karena masih banyak pula pemuda-pemudi Indonesia yang masih mau berjuang untuk mengaharumkan Negara Indonesia melalui keahlian mereka.
Bisa kita intip, dalam bidang hiburan, Agnes Monica maju dan mempromosikan Indonesia dalam kancah Asia. Dan baru-baru ini memenangkan suatu kompetisi menyanyi di Seoul, Korea sebagai Artis Asia Terbaik dan juga sebagai Penampilan Terbaik. Ada juga dari dunia pendidikan, Ranu Firman Wahtudi, pemuda dari Jawa Timur yang mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia setelah memenangkan Kompetisi Peneliti Muda tentang Fisika di Ukraina, Eropa. Dari dunia olahraga, Maria Kristin tampil dan mendapat medali perunggu dalam kancah kompetisi bulu tangkisnya tahun 2008 dan masih banyak lagi.
Sekarang, bila kita telaah dengan baik, tentu sebab dasarnya adalah cara berpikir dan cara pandang. Serta merta peran orangtua. Oleh karena itu, sangat disayangkan bila orangtua dan para petinggi Negara tidak mau bertindak lebih tentang masalah ini. Karena kita semua tahu, bahwa penerus perjuangan bangsa kita adalah pemuda-pemudi saat ini. Dan apabila mereka terpuruk dengan kesalahan terus menerus, siapa yang akan melanjutkan perjuangan pendahulu kita?
Selamat Hari Sumpah Pemuda.
2 komentar:
heh, judule nyomot kata-kataquh... mbayar royalti......bhahahaha
mbak cazzo: hahaha. kita kan 'sebangsa' waktu itu :p
hahaha :D
Posting Komentar