[peringatan: paling enak bila membaca artikel ini dengan secangkir kopi dan beberapa cemilan manis]
Tentu, semua orang mempunyai pengalaman manis dan pahit tentang masalah cinta. Tak ada orang yang begitu wajar dan hidup selalu indah bila bersanding dengan hal satu ini. Cinta itu ada karena memang cinta tercipta untuk ada [filsafat sendiri]. Sama halnya sebuah kopi. Kopi ada karena ada yang menginginkan kopi itu ada. Sama dengan perasaan rindu, sayang, cemburu, dan lain sebagainya. Semua perasaan itu ada dan timbul karena perasaan itu memang terciptakan untuk kita nikmati. Sepahit apapun secangkir kopi, selalu ada gula sebagai netralisir. Sama. Sepahit apapun cinta, ada komunikasi dan saling percayalah yang membuatnya manis.
Jangan kaget atau anti karena [mungkin] anda merasa mati rasa atau bagaimana tentang cinta. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, setia atau tidak setia, cinta itu ada bersama kita dan selalu mendampingi kita. Hahaha. :D [sedikit curahan hati]. Tapi memang, saya juga merasakan terpuruk karena cinta. Mencintai itu lebih sulit daripada dicintai. Tapi mencintai adalah tugas yang mulia. Karena itu, mengapa menurut sebagian orang cinta membutuhkan pengorbanan. Cinta itu positif asalkan kita tahu apa yang kita tuju dengan adanya cinta dalam diri kita. Jangan pernah munafik bahwa kita tidak butuh cinta. Karena tanpa cinta, manusia tidak akan mempunyai hati. Atau karena ada hati timbul cinta, ya? Hmm..
Entah, darimana asal cinta itu, yang pasti, kata itu sudah menyihir 98% umat manusia dari pelbagai profesi. Dari mulai tukang salon, tukang sayur, artis, sampai presiden pun sangat mengenal dan menggilai akan satu kata itu. Hampir semua lagu beraroma cinta. Hampir semua puisi, cerita pendek, novel, dan pelbagai karya sastra membahas tentang cinta. Karena kembali ke awal, cinta itu ada karena memang tercipta untuk ada dan bersama kita.
[sambil meneguk kopi panas dari cangkir warna putih bercorak bunga melati]
Tak ada habisnya memang bila kita membahas cinta. Pernah mengalami tentang pahit cinta? Saya pernah dan traumanya sampai sekarang. Sebentar, saya memang tidak mau bercerita masalah pribadi, jadi maaf, saya tidak akan publikasi. Saya hanya ingin mengutarakan sesakit apa cinta itu mengancurkan saya saat itu. [sebentar, saya betulkan posisi duduk saya]. Baiklah, sudah. Saya ulang kembali, disini saya hanya ingin menceritakan betapa dahsyatnya saat itu saya terpuruk karena cinta. Saya terpuruk dari lulus sekolah menengah atas hingga saat ini, kuliah semester dua jurusan sastra. Di awal, saya berjanji untuk tidak akan mengenal cinta kembali. Bahkan, ketika saya mengenang hal itu, saya masih sering menangis [jangan bilang bila pria tidak boleh menangis. Pria tetap manusia. Pria tetap mempunyai hati meskipun dia mempunyai dua kali tenaga ekstra dari perempuan]. Cinta itu benar-benar membuat saya menjadi orang paling terpuruk. Teman-teman saya mengajari saya untuk kembali bangkit, berhasil memang, tapi hanya setengah. Setelah itu ambruk kembali. Saya anti dengan kata cinta. Lagu yang saya dengarkan setiap hari hanya lagu patah hati. Saya orang yang cengeng? Memang. Saya pria dengan sisi melankolis yang sangat luar biasa. Saya juga kurang tahu kenapa, tapi inilah saya. Pria dengan sisi melankolis luar biasa. Tidak bisa dengan sesuatu yang kecil dan itu menyentuh hatiku.
Kembali ke awal topik. Teman-teman saya mendukung saya untuk bangkit, tapi kembali lagi. Saya lemah. Lenyap. Tak bisa berpikir seoptimis apa yang teman-teman katakan kepada saya. Bahkan ketika saya masuk dunia perkuliahan pun, saya semakin benci dengan cinta. Empat orang perempuan cantik menyatakan cinta terhadap saya, tapi saya gamang. Kembali menolak. Saya ceritakan semua terhadap sahabat baik saya, dan dia mengatakan satu hal: Ya Allah, Zal.. bangun! Kamu harus lihat di depan itu ada orang yang benar-benar mencintai kamu. Bangun dari masa lalu kamu. Selasai. Tamatkan masa lalumu. Tapi tetap, saya tetap gamang dan tidak menggubris. Saya yakin teman saya lelah dengan sikap saya, tapi beruntung saya memilikinya. Mereka begitu mau peduli dan menengok saya sekalipun memang saya sekeras batu.
[kembali menyeruput kopi. Kali ini kopi saya agak dingin karena tersambar mesin pendingin ruangan. Tapi tetap nikmat]
Bila pembaca ingin tahu mengapa saya sampai seperti ini, saya adalah orang yang [selalu mencoba] konsekuen dengan apa yang saya pilih. Saya memilih dan serius terhadap pilihan saya sekalipun orang lain menganggap pilihan saya adalah pilihan paling bodoh. Bagi saya, semua pilihan mempunyai kapasitas yang sama. Mempunyai tingkat resiko yang sama. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar. Tinggal bagaimana kita konsekuen dan setia dengan apa yang kita pilih. Sama seperti perempuan yang saya cintai dulu, yang membuat saya terpuruk hingga saat ini, saya sudah memilih dia. Saya sudah mencintai dia. Saya sudah serius dengan pilihan saya. Jadi, untuk kembali bangkit adalah hal sulit. Untuk melupakan adalah sulit. Tapi saya tidak menyesal untuk mencintai, hanya saja saya ingin tenang tentang masalah cinta. Sama seperti ketika kalian berharap untuk mendapatkan lotre, tapi akhirnya kalian tidak menang. Pastinya ada rasa kesal dan patah semangat. Sama dengan apa yang saya rasakan, hanya saja masalah ini berimbas sedikit dengan masalah hati. Dimohon untuk maklum.
Sekali lagi saya tekankan, saya tidak anti dengan jatuh cinta. Hanya saja, untuk saat ini, saya mengalihkan rasa cinta itu menuju rencana-rencana masa depan saya yang sedikit terbongkar dan ingin saya susun kembali dengan sedikit aroma manis di dalamnya. Saya manusia biasa. Saya butuh cinta. Sama seperti anda, pembaca budiman. Tapi hanya saya kita berbeda konsep dalam membahas cinta yang dihubungkan dengan hati. Bila saat ini anda bertanya, apa saya sudah mempunyai cinta, saya akan menjawab, sudah. Meskipun itu kecil. Tapi setidaknya saya sudah mencoba. Bagi saya mencoba harus mempunyai hasil. Karena bagi saya, mencoba bukan berarti main-main. Mencoba butuh tenaga. Tenaga akan terbuang percuma bila tidak ada hasil. Jadi, untuk apa mencoba sesuatu hal yang tidak mempunyai hasil? :)
Untuk anda, tetaplah mencintai apa yang Tuhan berikan kepada anda. Tetaplah setia dengan apa yang anda anggap benar. Lupakan omongan orang lain. Lebih bersikaplah dewasa untuk menjelajah dunia. Dunia ada karena tercipta untuk kita. Dan tugas kita bukan hanya menjaga sebagai bentuk rasa syukur, tapi juga memanfaatkannya dan menikmatinya.
Salam manis untuk anda dari saya.
[sambil meneguk kembali kopi dingin. Dan masih nikmat]
nb. terima kasih saya untuk sahabat saya, Rossy Lestari Subiyanti :)
5 komentar:
menyenangkan :)
Sampek down gitu,...??
mank trauma kenapa ??
@mrsemm: sudah diterangkan diatas. hehe :D
jadi gag boleh tau nih,....??
kan sudah di ceritakan di atas atuh mister..
Posting Komentar