Belajarlah mendengar terlebih dahulu. Karena dari mendengarlah, kita bisa mengerti dan berbicara dengan benar (Rizal Kurniawan).
Saya pernah mengomentari status di facebook teman saya dalam masalah ini. Karena menurut saya mendengar itu memang lebih penting daripada berbicara. Mendengar adalah gerbang untuk kita bisa mengerti akan sebuah hal lantas membicarakan dengan baik. Berbeda dengan membaca, mendengar lebih susah ketimbang membaca. Jika membaca hanya membutuhkan modal menghafal alfabet, tapi mendengar membutuhkan hati, konsentrasi, dan memori otak yang sehat untuk bisa mendengar dengan jelas. Dari filsafat yang saya cipta diatas, sedikit membuat saya [sampai saat ini] terheran dengan kata-kata saya sendiri. Tapi memang, bila disandingkan antara mendengar dan berbicara, mendengar lebih sulit.
Bagi saya, mendengar belum berarti mengerti. Disitulah letak kesulitan dari sebuah pekerjaan yang dinamakan mendengar. Seperti yang saya tulis, mendengar berarti berusaha memahami akan sebuah hal. Lantas? Apa gunanya berbiaca bila mendengar lebih penting? Baiklah, saya jawab. Pertama, menurut saya, semua elemen itu penting. Apapun itu. Entah itu mendengar, merasakan, mengucapkan, dan lain sebagainya. Akan tetapi, bagi saya [kembali lagi menurut penulis], pusat utama adalah mendengar.
Pernah terpikir mengapa bayi [dalam agama islam] ketika baru lahir, disuarakan adzan di telinga kanan, dan disuarakan qomat di suara kiri? Tujuan utamanya adalah, agar si bayi tersebut mengenal siapa Tuhannya terlebih dahulu. Dari situlah, tendensi ini berdasar. Mendengar adalah sebuah keharusan. Kita bisa saja tidak mempunyai mata [buta] dalam menjalani hidup, tapi apabila kita tidak bisa mendengar, semua akan menjadi runyam. Kita akan membutuhkan kertas dan pena untuk menuliskan orang yang tidak bisa mendengar tersebut atau mungkin berbahasa isyarat, tapi, kembali lagi saya tekankan, si tuli harus mengerti tatanan huruf alfabet dan bagaimana dia bisa mengerti ini adalah huruf A, ini adalah huruf B, bila dia tidak bisa mendengar apa yang orang lain ajarkan kepadanya. Sekali lagi, ini pembelajaran.
Menurut kita, mudah memang untuk mendengar, tapi mendengar tidak akan berarti apa-apa bila tidak mengerti tentang apa yang didengarkan. Seorang teman mencurahkan isi hatinya, tentu sebagai teman yang baik kita harus siap mendengarkan. Tapi, apa kita bisa memberikan solusi yang baik bila kita tidak mengerti apa yang teman kita curahkan kepada kita? Tidak. Itulah jawabannya.
Sekali lagi, mulailah belajar mendengar meskipun itu sulit. karena dari mendengar, memang, kita akan belajar tahu dan mengerti apa yang akan kita ucapkan dan kita jalankan.. :)
0 komentar:
Posting Komentar